Kasus Mario Dandy: Pelajaran untuk Generasi Muda & Orangtua

Ris,
0
Kasus Mario Dandy: Pelajaran untuk Generasi Muda & Orangtua

 

Masyarakat Indonesia sempat dikejutkan dengan berita penganiayaan anak usia 17 tahun, David Ozora, yang dilakukan oleh Mario Dandy Satrio. Penganiayaan yang begitu sadis menyebabkan korban luka parah terutama pada bagian otak dan mengalami koma selama beberapa waktu. Hal yang menarik dibahas di sini bukan hanya penyebab dari terjadinya tindak penganiayaan, melainkan sikap dari anak-anak jaman sekarang dan didikan orang tua yang perlu kita evaluasi kembali.

 

Perilaku angkuh Mario Dandy

Kekejian yang dilakukan oleh Mario Dandy langsung menjadi sorotan publik. Terlebih lagi ia adalah anak seorang pejabat pemerintahan. Perilaku menganiaya korban juga diketahui penyebabnya karena ia tersulut emosi.

Dalam video kejadian yang direkam oleh kekasihnya, Agnes Gracia, Mario tampak begitu angkuh dan tidak memberi ampun. Korban tetap dihajar meskipun sudah tergeletak tidak berdaya. Bahkan ia mengatakan bahwa tidak takut jika dilaporkan ke polisi jika anak orang sampai meninggal. Hal ini dikarenakan ayahnya memiliki kuasa di pemerintahan. Pikirnya, meski melakukan kesalahan dan dilaporkan ke polisi, ayahnya akan membantu membebaskannya dalam waktu singkat.

Mario Dandy juga diketahui kerap memamerkan harta kekayaan pada media sosialnya. Postingan-postingan tersebut berakhir diinvestigasi oleh netizen yang berujung pada kasus korupsi dan pelanggaran pajak yang dilakukan oleh ayahnya.

 

Pola asuh orangtua dipertanyakan

Perilaku Mario Dandy yang demikian, disinyalir kuat merupakan hasil dari pola asuh orangtua yang kurang tepat. Sebagai tempat pendidikan dini dan utama, orangtua seharusnya menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan yang baik.

Namun orangtua Mario Dandy nampaknya justru memanjakan anaknya dengan harta dan kekuasaan. Kesalahan yang dilakukan anak akan ditutupi oleh orangtua, bukannya dijadikan pelajaran dan diajarkan tanggung jawab. Kontrol emosi juga tidak tepat lantaran Mario Dandy langsung bereaksi untuk main tangan ketika ada masalah, alih-alih berdiskusi atau menyerahkan kasus pada pihak berwenang.

Rafael Alun sendiri sempat mengatakan bahwa kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy ini tidak berbeda dengan kenakalan remaja. Dari pernyataan tersebut, kita dapat menilai pola pikir dari ayahnya yang menggampangkan sesuatu dan akhirnya diturunkan kepada anaknya. Padahal kasus tersebut dilakukan oleh anaknya yang sudah dewasa (berumur 21 tahun) dan mengancam keselamatan nyawa orang lain.

 

Dua tipe pengasuhan yang keliru

Psikolog forensik, Reza Indragini Amriel mengatakan bahwa ada 2 tipe pengasuhan yang keliru melihat dari kasus ini. Yakni neglectful dan over pampering.

Pola asuh neglectful adalah tipe pola asuh di mana orangtua mengabaikan anak. Orangtua merasa hanya perlu memenuhi kebutuhan dasar anak dan tidak memberi perhatian pada perkembangan sosio-emosional dan kerohanian anak.

Sedangkan pola asuh over pampering adalah pola asuh di mana orangtua memanjakan anak dari sisi materi dan juga afeksi. Semua keinginan anak dipenuhi sehingga anak tumbuh besar mengandalkan orangtuanya dan marah jika ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencananya.

 

Belajar dari kasus Mario Dandy

Wahai orangtua, yuk kita belajar dari kasus Mario Dandy. Jadilah orangtua yang tidak hanya menyediakan waktu dan uang, tapi juga kasih sayang. Ajarkan anak nilai-nilai kebaikan, moral, norma, tanggung jawab, juga empati.

Sesekali memanjakan anak, tentu boleh. Tapi harus diimbangi juga dengan ajaran perilaku tanggung jawab dan pengendalian emosi. Dengan demikian, anak akan tumbuh jadi pribadi yang paham kalau segala sesuatu harus diraih dengan usaha sendiri dan tidak semuanya harus berjalan sesuai keinginannya.

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 4.8 / 5. Vote count: 811

No votes so far! Be the first to rate this post.

Be the first to write a comment.

Your feedback

× Available Space for Lease