Belajar Memasak Untuk Anak-anak

Belajar Memasak Untuk Anak-anak

 

Belajar memasak untuk anak-anak adalah topik yang akan kita bahas secara detail pada artikel ini. Memasak adalah salah satu keahlian yang perlu dilatih sejak dini. Bukan hanya bermanfaat untuk para wanita, pria juga perlu memiliki keahlian ini. Bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, keahlian memasak juga bisa menjadi salah satu modal untuk membuka usaha kuliner.

Oleh karena itu, tidak heran jika saat ini banyak kursus memasak dibuka untuk umum. Mulai dari melatih kemampuan memasak dari tingkat paling dasar, hingga keahlian memasak setara expert. Tentu saja, ini bukan proses yang mudah dan cepat. Namun, jika seseorang memang memiliki passion di bidang masak-memasak, tantangan apa pun tidak akan mampu menghalanginya.

Belajar memasak ternyata bukan hanya untuk orang dewasa saja. Saat ini, Anda bisa menemukan banyak kursus memasak untuk anak-anak. Bahkan, ada pula reality show tentang masak-memasak yang mengundang anak-anak untuk menjadi peserta. Dengan segala kemampuan yang mereka miliki, anak-anak yang berumur tidak lebih dari 12 tahun ini berusaha membuat masakan yang enak dan lezat untuk disajikan kepada para juri. Hebat, bukan?

 

  1. Mengapa Belajar Memasak Untuk Anak-anak Diperlukan?

    Anak-anak memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Mereka mampu meniru sesuatu hanya dengan melihatnya. Kemampuan tersebut perlu dimanfaatkan dengan maksimal untuk menambah kualitas pribadi anak.

    Salah satu hal yang perlu diajarkan orang tua kepada anak adalah belajar memasak. Aktivitas yang satu ini ternyata juga sangat penting untuk proses tumbuh kembang anak. Nah, berikut manfaat lengkap pelajaran memasak untuk anak.

    • Membangun Hubungan antara Ibu dan Anak

      Terutama bagi ibu pekerja, waktu bersama anak bisa dibilang sangat minim. Hanya pada saat libur atau akhir pekan saja ibu bisa bersama anak sepanjang hari. Tak jarang, karena kelelahan bekerja sepanjang minggu, ibu memilih untuk beristirahat ketimbang merepotkan diri dengan banyak hal.

      Memasak bersama anak bisa dibilang bukan hal yang mudah. Pengetahuan dan kemampuan anak yang belum sempurna dalam hal masak-memasak kerap hanya menimbulkan masalah. Bukannya berhasil memasak, bumbu-bumbu dapur justru menjadi berantakan dan tidak beraturan. Dapur pun menjadi kotor. Inilah bagian yang kadang kala tidak disukai ibu. Oleh karena itu, daripada menambah pekerjaan, banyak ibu yang menghindari aktivitas ini.

      Padahal, kegiatan memasak bisa menjadi salah satu cara untuk membangun kedekatan antara ibu dengan anak. Dengan memasak bersama, ibu dan anak memiliki kesempatan untuk mengobrol atau melakukan sebuah hal secara bersama-sama. Ini menjadi momen yang istimewa dan berkualitas yang tidak bisa digantikan dengan apa pun.

    • Meningkatkan Pengetahuan Anak

      Ada banyak hal baru yang akan diketahui anak ketika mulai mengenalkan belajar memasak untuk anak-anak. Salah satu di antaranya adalah pengetahuan mengenai kandungan gizi yang terdapat pada aneka jenis bahan makanan. Contohnya, nasi atau beras yang sudah dimasak mengandung karbohidrat yang bermanfaat untuk memberikan energi pada manusia.

      Ibu juga bisa mengajak anak mulai mempelajari berbagai bumbu-bumbu dasar di dapur. Untuk pengetahuan tingkat lanjut, ajarilah anak tentang fungsi bumbu dalam masakan. Misalnya, cabai akan menghasilkan rasa pedas, sedangkan garam akan menghasilkan rasa asin. Meskipun anak tidak akan langsung memahami hal ini dengan mudah, setidaknya ia sudah mulai mengerti mengapa ada masakan yang bercita rasa manis, asin, atau pedas.

    • Mengajak Anak Peduli terhadap Pola Hidup Sehat

      Banyaknya aneka jajanan tidak sehat yang dijual di luar rumah tentu merupakan tantangan tersendiri bagi ibu. Kadang-kadang, meskipun ibu sudah menyiapkan camilan sehat dari rumah, hal itu tidak terlalu menarik minat anak.

      Sembari mengajari anak memasak, ibu bisa bercerita tentang asal-usul makanan dan fungsinya bagi tubuh jika dikonsumsi. Demikian pula dengan kehadiran zat-zat dalam makanan yang berpotensi mengganggu kesehatan. Harapannya, anak menjadi sadar dan perlahan-lahan mengubah kebiasaannya yang gemar membeli jajanan yang tidak sehat itu.

      Hal kedua yang bisa dipelajari anak dari kegiatan memasak adalah sifat peduli terhadap kebersihan. Ibu bisa mengajari anak untuk selalu mencuci tangan sampai bersih sebelum memegang makanan. Anak juga belajar bagaimana cara membersihkan bahan makanan sebelum dimasak sehingga meminimalisir kuman yang kemungkinan masih menempel di sana.

    • Melatih Rasa Tanggung Jawab Anak

      Dalam proses memasak, ada hal-hal tertentu yang bisa dimanfaatkan untuk melatih rasa tanggung jawab anak. Misalnya, ketika ibu mengajari anak merebus sebuah bahan makanan. Ibu perlu memberi tahu anak bahwa ia tidak boleh meninggalkan masakan tersebut tanpa diawasi.

      Jika tidak, hasil masakan bisa gagal. Kedua, ada potensi kebakaran yang mengintip. Secara tersirat, ibu bisa mengajari anak memiliki karakter tanggung jawab dan risikonya jika dilanggar. Ini bukan hanya berlaku pada aktivitas memasak saja, lo. Pekerjaan apa pun yang tidak dilakukan dengan penuh tanggung jawab akan merugikan diri sendiri maupun orang lain.

    • Melatih Kemampuan Membuat Keputusan

      Membuat keputusan yang benar dan sesuai adalah sebuah hal besar dalam dunia anak-anak. Biasanya, mereka membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang pendek dan subjektif. Alasannya sekadar karena suka atau mau, bukan butuh atau perlu.

      Dalam proses belajar memasak untuk anak-anak, maka sang anak akan belajar untuk membuat keputusan, mulai dari hal-hal yang sepele hingga yang berdampak besar. Misalnya, keputusan untuk membubuhkan garam pada masakan, keputusan untuk menggoreng atau membakar, keputusan untuk merebus atau mengukus, dan sebagainya.

      Dalam hal ini, anak akan mengerti bahwa setiap keputusan mengandung risiko yang harus ditanggung. Keputusan yang salah akan menimbulkan kerugian, sedangkan keputusan yang benar akan menciptakan kelancaran.

    • Mengembangkan Sensitivitas terhadap Rasa

      Mencicipi rasa masakan adalah hal yang wajib dilakukan ketika sedang memasak. Bila terlalu banyak garam, masakan akan menjadi terlalu asin. Sementara itu, bila garam terlalu sedikit, masakan akan terasa hambar.

      Saat belajar memasak, indera perasa anak akan diuji terus-menerus untuk memastikan apakah masakan yang dibuat tersebut sudah terasa enak atau belum. Di sini, anak akan belajar menyesuaikan indera perasanya dengan keputusan yang diambilnya kemudian.

    • Melatih Konsentrasi dan Daya Ingat

      Untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dibutuhkan konsentrasi. Demikian pula ketika belajar memasak, anak  pasti membutuhkan konsentrasi. Contohnya, konsentrasi ketika sedang mengupas atau memotong-motong bahan masakan. Jika tidak dilakukan dengan penuh konsentrasi, kegiatan tersebut bisa saja membahayakan.

      Sementara itu, memasak juga bisa dimanfaatkan untuk melatih daya ingat anak. Mulai dari mengingat resep masakan hingga mengingat proses dan urutan pekerjaan yang harus dilakukan selama memasak.

      Jika konsentrasi dan daya ingat tidak dimanfaatkan secara maksimal dalam kegiatan belajar memasak ini, bisa dipastikan hasil masakannya pun akan gagal. Meskipun pada awalnya belum sempurna, melatih kedua hal ini dalam latihan memasak yang teratur akan membuat tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.

    • Membangun Rasa Percaya Diri

      Setelah memasak, anak tentu akan menyajikan masakannya kepada orang lain. Hal ini membutuhkan kepercayaan diri. Namun, tidak sedikit anak-anak yang masih merasa kurang percaya diri dengan apa yang ia hasilkan. Padahal, kepercayaan diri adalah kualitas penting yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

      Dengan aktivitas belajar memasak untuk anak-anak, mereka akan dilatih menghargai proses yang telah mereka jalani. Dari penghargaan tersebut akan timbul kepercayaan diri dalam melakukan sesuatu. Salah satu tanda kepercayaan diri bagi anak-anak yang belajar memasak adalah bersedia menampilkan hasil memasaknya kepada orang lain.

  2. Tahap Belajar Memasak Untuk Anak-anak

    Bagi orang dewasa, untuk memperoleh keahlian memasak, dibutuhkan proses dan jangka waktu tertentu. Hal ini pun berlaku bagi anak-anak. Agar bisa belajar memasak secara sederhana, ada tahap-tahap  tertentu yang harus dilewati

    • Mengenal Bahan Makanan

      Ada berbagai jenis bahan makanan yang bisa dimasak bersama anak. Dalam tahap pertama, anak diajak mengenal jenis-jenis bahan makanan. Di sini, anak pun belajar mengetahui bahan-bahan makanan yang tahan lama dan harus langsung dikonsumsi. Bahan-bahan makanan yang tahan lama bisa disimpan dengan menggunakan metode tertentu.

      Selain itu, dalam aktivitas ini, anak juga belajar mengenal tekstur bahan makanan. Mulai dari yang cair, lembut, hingga kasar.

    • Mengenal Peralatan

      Tahap belajar memasak untuk anak-anak, dimulai dari pengenal peralatan masak beberapa peralatan. Contohnya, peralatan untuk memotong, peralatan untuk mengaduk, peralatan untuk mengambil, dan sebagainya. Sebagai permulaan, Anda bisa mencoba mengajarkan fungsi peralatan tersebut kepada anak. Akan lebih baik jika Anda sekaligus bisa mempraktikkan cara penggunaannya bersama dengan anak.

      Jika ini berkaitan dengan benda-benda tajam atau panas, berilah pengertian kepada anak. Sampaikan bahaya yang akan terjadi jika ia tidak berhati-hati dalam menggunakan peralatan-peralatan tersebut.

    • Mengenal Persiapan Memasak

      Persiapan memasak adalah bagian yang cukup sulit dalam sebuah kegiatan memasak. Dalam hal ini, anak harus mengembangkan daya ingat supaya bisa memasak sesuai dengan resep yang tersedia.

      Ada bahan makanan yang terlebih dahulu perlu dipotong-potong sebelum dimasak. Ada pula yang baru dipotong setelah masakan tersebut matang. Semua ini bergantung pada kebiasaan yang ditiru dan diingat anak. Bahkan, cara memotong sesuatu bisa menjadi pengalaman baru bagi anak.

      Secara umum, ada beberapa proses yang perlu dilakukan ketika memasak:

      1. Memotong
        Memotong adalah proses yang dilakukan supaya ukuran bahan makanan menjadi lebih kecil. Memotong biasanya menggunakan pisau. Cara memotong pun tergantung pada bahan yang dimaksud. Untuk bahan-bahan yang keras, Anda tentu harus menggunakan pisau yang besar dan tajam. Sebaliknya, untuk bahan makanan yang bersifat lembut, tidak ada masalah berarti.Selain memotong, ada pula cara mengiris. Meskipun hampir sama, mengiris lebih spesifik untuk menyebut kegiatan memotong sesuatu dalam bentuk yang tipis.
      2. Membersihkan
        Sebelum memasak sesuatu, bahan makanan sebaiknya dibersihkan dengan teliti. Hal ini dilakukan untuk menjaga higienitas bahan makanan. Cara membersihkan pun bermacam- macam, mulai dari membersihkan dengan menggunakan air biasa hingga menggunakan pembersih tertentu.Anak bisa diajak untuk melakukan kedua aktivitas tersebut karena mudah dilakukan. Meskipun demikian, anak tetap harus diminta untuk berhati-hati karena aktivitas ini pun mengandung risiko yang cukup besar jika tidak dilakukan dengan benar.Kegiatan lain yang juga biasa dilakukan dalam tahap persiapan adalah kegiatan menghaluskan bumbu. Ada dua cara yang bisa ditempuh, yaitu secara manual menggunakan cobek. Kedua, dengan memanfaatkan mesin penghalus makanan atau blender.
    • Mengenal Cara Memasak

      Setelah persiapan selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan proses memasak. Ada beberapa metode memasak yang bisa dilakukan untuk mematangkan masakan.

      Supaya bisa belajar memasak secara maksimal, anak harus mengetahui terlebih dahulu istilah-istilah metode untuk memasak.

      1. Ini adalah salah satu cara memasak yang paling sederhana. Untuk merebus, diperlukan peralatan berupa panci. Bahan-bahan yang direbus misalnya adalah air atau sayuran. Proses merebus biasanya akan dianggap selesai ketika air sudah mendidih atau bahan makanan sudah lunak.
      2. Cara yang satu ini hampir sama dengan merebus, yaitu menggunakan media air sebagai alat untuk mematangkan masakan. Bedanya, pada kegiatan mengukus, air tidak menyentuh permukaan bahan makanan. Ini metode yang paling baik karena bahan makanan tersebut bisa matang tanpa harus kehilangan zat-zat penting yang larut dalam air.
      3. Menggoreng adalah cara memasak makanan dengan menggunakan minyak. Salah satu peralatan yang dibutuhkan saat menggoreng adalah wajan. Sebelum melakukan hal ini, anak perlu diberitahu cara menggoreng yang tepat. Bila belum terbiasa, ada baiknya Anda tetap menolong anak. Proses menggoreng dinyatakan berhasil dan selesai jika masakan sudah mengeluarkan bau yang harum. Tampilannya pun akan terlihat lebih coklat. Namun, jangan sampai kelamaan karena masakan bisa gosong.
      4. Anak-anak mungkin belum terlalu akrab dengan beberapa istilah memasak, seperti menumis. Pada tahap belajar memasak untuk anak-anak, menumis adalah menggoreng dengan menggunakan sedikit minyak. Biasanya, metode ini dilakukan pada bahan makanan, khususnya sayuran, yang mudah matang. Dalam proses ini, bumbu-bumbu biasanya akan ditumis terlebih dahulu.
      5. Metode ini memang tidak terlalu akrab di telinga kita karena jarang dilakukan. Menyangrai adalah menggoreng tanpa menggunakan minyak sama sekali.
      6. Ini adalah proses memasak yang menggunakan api atau bara untuk mematangkan makanan. Biasanya, masakan yang dibakar adalah sate, ayam bakar, jagung bakar, dan sebagainya. Untuk melakukan proses ini dibutuhkan kesabaran karena prosesnya yang cukup lama.
    • Mengenal Cara Penyajian

      Setelah seluruh proses belajar memasak untuk anak-anak telah selesai, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menyajikan masakan. Bagi anak, tahap ini merupakan tahap yang paling menyenangkan. Anak bisa belajar berkreasi sekaligus menuangkan ide-ide imajinatif dalam kepalanya dengan mengatur masakan yang sudah jadi.

      Sesungguhnya, menyajikan masakan tidak boleh sembarangan. Anda bisa mengajari anak perihal cara melakukan penyajian masakan di piring. Setelah itu, biarkan anak melakukannya dengan penuh kreativitas.

  3. Kemampuan yang Dipelajari Anak dari Aktivitas Memasak

    Sebenarnya, tujuan utama belajar memasak untuk anak-anak bukanlah untuk mendapatkan keahlian memasak. Meskipun hal itu bisa menjadi salah satu motivasi yang bagus. Aktivitas memasak justru dinyatakan berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak. Artinya, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam acara memasak bisa menolong anak untuk berkembang secara maksimal.

    Berikut adalah hal-hal yang bisa dipelajari anak selama melakukan aktivitas memasak.

    • Melatih Motorik Halus

      Dalam belajar memasak untuk anak-anak, gerakan motorik halus adalah gerakan yang terjadi karena adanya koordinasi gerakan otot kecil pada bagian tubuh seperti jari dan tangan. Untuk melatih keterampilan ini, kegiatan di dapur yang bisa dilakukan adalah memeras adonan, mengocok telur, dan memotong bahan dan bumbu makanan lain. Dalam kehidupan sehari-hari, gerakan motorik halus sangat dibutuhkan. Mulai dari menulis hingga mengambil benda-benda kecil.

    • Melatih Persepsi Visual

      Secara umum, persepsi visual berarti mengenali bentuk dan warna serta mengetahui perubahannya. Dalam kegiatan memasak, warna dan bentuk memang bisa berubah akibat proses memasak yang dilakukan. Misalnya, dalam kegiatan menggoreng pasti akan terjadi perbedaan warna atau bentuk.

      Dalam kehidupan sehari-hari, memiliki keahlian persepsi visual adalah sesuatu yang penting. Anda bisa mengenali sesuatu yang tidak beres hanya dengan melihat persepsi visualnya yang tidak seharusnya demikian.

    • Koordinasi Tangan dan Mata

      Bayi yang baru lahir belum terbiasa menggunakan tangannya untuk melakukan berbagai aktivitas. Oleh karena itu, perlu diadakan latihan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan mata. Salah satu aktivitas di dapur yang bisa dilakukan untuk melatih hal ini adalah menuangkan lelehan cokelat di dalam sebuah cetakan. Dalam melakukan aktivitas ini, anak belajar dua kemampuan sekaligus, yaitu memegang dan melihat dengan baik.

    • Kognitif

      Belaajr memasak untuk anak-anak juga akan meningkatkan kemampuan kognitif,yaitu kemampuan yang memanfaatkan kekuatan otak. Hal sederhana yang menunjukkan hal ini adalah ketika anak berhasil menakar gula menggunakan sendok untuk dijadikan sebagai salah satu bahan adonan. Kemampuan kognitif pun sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

    • Keaksaraan

      Ini adalah kemampuan untuk mengenali huruf, menulis, dan membaca. Dalam aktivitas memasak, keahlian yang berhubungan dengan keaksaraan pun turut dilatih. Misalnya, anak bisa belajar membaca tulisan yang ada di bungkus makanan. Tak diragukan lagi, kemampuan ini sangat diperlukan selama hidup.

    • Berbahasa

      Kemampuan berbahasa bukan lagi hal yang asing bagi anak. Bahkan saat belajar memasak, anak bisa diajak untuk aktif berkomunikasi, baik oleh teman maupun orang tua. Bukan hanya itu, anak juga belajar untuk memahami instruksi yang diberikan kepadanya.

      Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan memasak ini akan melatih anak dari segi bahasanya. Ia bukan hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga pembicara aktif

    • Bersosialisasi

      Hal lain yang bisa didapatkan dari kegiatan belajar memasak untuk anak-anak adalah kemampuan bersosialisasi. Ini khususnya didapatkan oleh anak-anak yang mengikuti kursus memasak di luar rumah. Kemampuan bersosialisasi sangat penting untuk mengembangkan karakter anak kelak ketika sudah dewasa.

    • Kreativitas

      Melalui pelajaran memasak, anak juga bisa dilatih untuk mengembangkan kreativitas. Dalam hal ini, biarkan anak berkreasi menentukan apa yang ia anggap paling sesuai dan bagus. Meskipun akhirnya kadang-kadang berantakan, intinya adalah anak bisa menyalurkan idenya.

    • Nilai dan Moral

      Beberapa aspek nilai dan moral yang bisa dipelajari dari kegiatan memasak adalah hal-hal yang berhubungan kedisiplinan, kebersihan, tanggung jawab, dan hal-hal positif lain. Anak bisa diajarkan hal-hal prinsip ini dengan cara yang menyenangkan dan tidak kaku.

  4. Tips Memasak untuk Anak

    Memasak bukanlah kegiatan yang hanya boleh dilakukan oleh seseorang yang berjenis kelamin perempuan saja. Memasak juga tidak identik dengan karakter feminin. Justru, memasak memiliki manfaat untuk tumbuh kembang anak secara umum.

    Supaya kegiatan belajar memasak berjalan dengan lancar, berikut tips-tips yang perlu Anda ketahui.

    • Selalu Berada dalam Pengawasan

      Bukan hanya anak-anak saja, orang dewasa yang tidak berhati-hati saat memasak juga bisa mengalami musibah. Oleh karena itu, adalah sebuah keharusan bagi siapa pun untuk selalu berkonsentrasi saat melakukan kegiatan memasak.

      Jika Anda ingin mengajak anak untuk memasak bersama, selain memberikan panduan-panduan tertentu, Anda juga harus tetap mengawasi setiap aktivitasnya. Dalam memperkenalkan belajar memasak untuk anak-anak, bukan berarti anak tidak boleh mandiri, tetapi ini bisa Anda lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

      Ada dua hal  yang perlu diperhatikan ibu saat mengajak anak memasak, yaitu berhubungan dengan benda tajam dan benda panas. Ketika anak ingin memotong sesuatu dengan pisau, jangan biarkan anak melakukannya sendirian. Perhatikan caranya memotong dan beritahukan cara-cara yang tepat demi menjaga keamanannya.

    • Sediakan Obat untuk Pertolongan Pertama

      Sesuatu yang buruk bisa terjadi kapan saja, bahkan saat kita sudah berhati-hati sedemikian rupa. Oleh karena itu, lebih baik berjaga-jaga dan mempersiapkan segala sesuatu sehingga tidak bingung jika hal  buruk itu benar-benar terjadi.

      Sediakanlah kotak P3K di rumah. Isinya standar saja, mulai dari obat luka ringan, perban, dan obat-obat lainnya. Jika tiba-tiba anak mengalami luka karena tergores pisau, sebaiknya Anda segera membersihkannya dan mengobatinya. Jika dirasa perlu, bawalah anak untuk berobat ke dokter.

      Sementara itu, ibu tidak boleh panik. Matikanlah segala benda yang berhubungan dengan api atau listrik sebelum meninggalkan dapur. Dengan demikian, Anda bisa menghindari terjadinya musibah lanjutan.

    • Utamakan Kedekatan dengan Anak, Bukan Hasil

      Mengajari anak memasak bukan hal yang mudah. Bisa jadi, Anda malah tidak akan menghasilkan makanan yang bisa dikonsumsi karena anak rewel dan mengacaukan acara masak tersebut.

      Dalam hal ini, Anda harus mengingat bahwa anak masih berada dalam tahap mengenal dan mempelajari semuanya. Ia belum mengerti jika apa yang ia kerjakan tersebut merupakan hal penting. Jika Anda merasa tidak sabar karena anak justru membuat peralatan dan bahan-bahan memasak Anda berantakan, cobalah mengingat kembali tujuan Anda.

      Lihatlah situasi ini dari sisi yang berbeda. Memiliki kesempatan bersama anak untuk mengerjakan sesuatu mungkin tidak selalu Anda dapatkan setiap hari. Sembari memasak bersama anak, ajaklah ia mengobrol hal-hal ringan, terutama tentang dirinya dan perasaannya. Biarkan ia bercerita dengan bebas.

      Di sisi lain, Anda bisa memasukkan nilai-nilai yang positif ketika sedang belajar memasak sesuatu. Misalnya, ketika anak tidak merapikan kembali apa yang sudah ia ambil, segeralah tegur. Lalu, berikanlah pujian jika ia patuh.

    • Ajari Anak, Jangan Ceramahi

      Anak lebih senang dan lebih mengerti jika diberikan teladan atau contoh. Sebaliknya, anak tidak suka jika hanya diceramahi dengan berbagai teori. Bagi mereka, hal-hal tersebut tidak masuk akal dan cenderung diabaikan.

      Penerapannya gampang sekali. Jika Anda ingin anak membuang sampah saat sedang belajar memasak, lakukanlah hal tersebut di depan mata anak. Biarkan ia melihat dan mengamati kegiatan Anda. Kemudian, sampaikanlah  tujuan yang ingin Anda capai dengan kegiatan tersebut. Setelah itu, ajaklah anak melakukan hal yang sama di kemudian waktu.

      Ketika anak melakukan kesalahan, jangan serta-merta memarahi anak, apalagi menghukumnya. Bisa saja, anak memang tidak tahu sehingga melakukan kesalahan. Jika ia melakukannya berkali-kali, mungkin anak belum mengerti manfaat dan risikonya jika hal tersebut tidak dilakukan.

    • Beri Hadiah Jika Ia Bekerja Sama dengan Baik

      Memberikan hadiah kepada anak ketika ia telah melakukan sesuatu dengan baik adalah strategi yang sangat efektif untuk membuat anak tetap bersemangat. Berikanlah hal-hal sederhana yang sudah lama diinginkan anak ketika ia berhasil bekerja sama dan melakukan tugasnya dengan benar.

      Memasak bersama anak seharusnya merupakan kegiatan yang menyenangkan. Dalam hal ini, anak juga akan belajar membantu orang tua tanpa diminta. Ketika dewasa nanti, ia sudah memiliki bekal penting untuk menjalani hidupnya kelak.

Kegiatan belajar memasak untuk anak sudah diatur dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Ada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dari Kementerian Pendidikan yang sebaiknya diikuti agar anak mendapatkan manfaat maksimal saat belajar memasak untuk anak-anak. Untuk sesi memasak ideal, waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 90 menit. Jika lebih dari itu, anak bisa jadi akan merasa bosan.

 

× Available Space for Lease