Sempat Viral Galau Pilih Standford atau Harvard, Ternyata Inilah Pola Asuh Maudy Ayunda yang Menginspirasi

Sebagai publik figur, segala gerak-gerik seseorang terasa lebih terekspos. Bahkan, terkadang menjadi fenomena kekinian yang sering diperbincangkan di media sosial. Baru-baru ini, jagat maya diramaikan oleh galaunya aktris cantik dalam memilih Standford atau Harvard lantaran diterima di dua universitas top dunia tersebut. Pertanyaan tentang bagaimana sang orang tua mendidik pun bermunculan. Yuk, simak pola asuh Maudy Ayunda yang menginspirasi.

Melibatkan Maudy Ayunda dalam Proses Pengambilan Keputusan

Pola Asuh Maudy Ayunda

idntimes.com

Melalui sebuah acara Press Conference Listerine di Jakarta, Selasa (20/2/2019), Maudy Ayunda bercerita bagaimana sejak kecil dia dididik. Menurutnya, pola asuh tersebut berhasil mengubah dirinya.

Maudy Ayunda mengatakan bahwa sang mama selalu melibatkannya dalam setiap proses pengambilan keputusan. Misalkan, saat acara keluarga akan diselenggarakan di rumahnya, sang mama menanyakan puteri kecilnya perihal menu makanan yang akan dimasak.

Bukan hanya itu, sang mama memberikan pertanyaan kembali atas pilihan sang anak. Misalkan, kenapa harus masakan itu? Apa bedanya dengan masakan lain? Kenapa masakan tersebut cocok untuk acara besok? Maudy Ayunda pun ingat betul bahwa permasalahan sepele seperti ini memerlukan waktu lebih dari 30 menit untuk mendapatkan jawabannya.

Pada akhirnya, salah satu pola asuh Maudy Ayunda yang menginspirasi tersebut mengubahnya menjadi seseorang yang tidak pemalu dan percaya diri, sehingga dia tumbuh menjadi pribadi yang kritis, bahkan sukses sebagai influencer.

Menyeimbangkan antara Belajar dan Bersosialisasi

myedisi.com

Menurut orang tua Maudy Ayunda, mengikutkan sang puteri dalam berbagai macam kegiatan itu lebih baik daripada hanya fokus belajar. Oleh karena itu, mereka mendaftarkan si sulung les piano, menari, menyanyi, dan beberapa kegiatan aktif lainnya. Dari situ juga, mereka melakukan sebuah proses dalam menemukan bakat dan minat Maudy Ayunda kecil.

Bagi orang tua Maudy Ayunda, bersosialisasi juga berarti harus menjamu tamu yang datang ke rumah. Jadi, ketika sang puteri sedang membaca buku di atas, mereka memanggilnya ke bawah untuk bercengkerama bersama-sama.

Selain itu, mereka membebaskan sang puteri mencoba hal-hal baru selama itu positif. Mereka pun membuat aturan, tetapi bersifat sangat fleksibel. Hal tersebut dikarenakan Maudy Ayunda kecil sudah bisa membedakan mana hal yang baik atau buruk.

Menjadikan Membaca sebagai Hiburan

seleb.tempo.co

Sejak Maudy Ayunda kecil, dia mengatakan kalau tidak ada televisi di rumah. Dia sendiri kurang begitu paham, apakah memang waktu itu belum marak benda elektronik tersebut atau disebabkan hal lain seperti masalah keuangan.

Tidak adanya televisi di rumah membuatnya lebih leluasa melakukan kegiatan lain seperti jalan-jalan sore, membaca, atau menulis. Namun, kegiatan membaca memang sangat ditekankan oleh orang tua Maudy Ayunda lantaran memberikan manfaat yang signifikan terhadap tumbuh kembang sang puteri.

Dia masih sangat ingat masa-masa sang ayah pulang pergi Singapura hanya untuk membeli satu koper penuh berisi buku. Menurutnya, mungkin saat itu koleksi buku di Jakarta belum terlalu banyak seperti di negara singa tersebut.

Tidak Memberikan Hadiah Khusus sebagai Apresiasi

kitakini.news

Biasanya, orang tua akan memberikan hadiah khusus sebagai apresiasi saat anak mereka mendapatkan prestasi gemilang. Hal tersebut berbeda dari orang tua aktris cantik ini. Dengan rona wajah bangga yang sangat tulus, mereka dapat meyakinkan sang anak bahwa pencapaian tersebut begitu berharga bagi mereka.

Tidak Membandingkan Anak dengan yang Lain

jadiberita.com

Orang tua Maudy Ayunda percaya bahwa setiap anak memiliki minat dan bakat masing-masing. Oleh karena itu, mereka tidak mengharuskan anaknya seperti orang lain. Bahkan, mereka tidak membeda-bedakan perlakuan antara si sulung dan adiknya, Amanda Khairunnisa.

Pada dasarnya, pola asuh Maudy Ayunda yang menginspirasi berasal dari kecakapan orangtuanya dalam membangkitkan potensi diri dari anak-anaknya. Selain itu, mereka memberikan kebebasan pada anak untuk menjadi dirinya sendiri selama itu positif serta tidak membanding-bandingkan dengan orang lain.

Exit mobile version