7 Cara Efektif Menasihati Anak Remaja agar Dia Tidak Merasa Disudutkan

Menurut studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Child Development, 40 persen anak akan mengalami masalah perilaku, seperti emosi yang tidak terkontrol, murung, dan agresif, pada masa awal remaja (mulai usia 12 tahun). Karena itu, orang tua membutuhkan kesabaran ekstra dalam menasihati anak remaja mereka. Nah, berikut ini adalah tujuh cara efektif dalam menasihati anak remaja, sehingga mereka tidak merasa disudutkan apalagi dihakimi.

Cari Tahu Dahulu Penyebabnya

Menasihati Anak Remaja

pixabay.com

Ketika menemukan suatu masalah, jangan langsung memarahi anak. Coba cari tahu dahulu apa penyebab dari sikapnya. Kemudian ajak dia berdiskusi dari hati ke hati. Apabila pilihan anak ternyata bukan sesuatu yang negatif, berilah dia dukungan. Buat dia merasa yakin bahwa orang tua selalu melakukan yang terbaik untuknya.

Jangan Bertele-tele!

Ketika menasihati anak remaja, hindari pembicaraan yang bertele-tele. Katakan apa yang Anda pikirkan secara singkat dan padat. Obrolan yang terlalu panjang dan berputar-putar di topik yang sama akan membuat anak jenuh. Akibatnya, usaha Anda untuk menasihatinya tidak membuahkan hasil yang baik. Apa yang Anda katakan hanya masuk telinga kanan dan kemudian keluar di telinga kiri.

Bisa Menjadi Pendengar yang Baik

pixabay.com

Gejolak hormonal membuat anak remaja sulit mengontrol emosi mereka. Karena itu, orang tua perlu benar-benar sabar ketika menghadapi perubahan mood anak remaja. Sebelum menasihati anak remaja, coba posisikan dahulu diri Anda sebagai pendengar yang baik baginya. Tidak perlu memberi komentar apapun ketika anak berkeluh-kesah tentang masalahnya. Biarkan dia benar-benar selesai menumpahkan semua kegelisahannya di hadapan Anda. Setelah itu, barulah Anda bisa memberinya masukan positif yang bisa lebih memotivasinya.

Bedakan Antara Tegas dan Keras

Tegas dan keras adalah dua sikap yang berbeda. Bersikap keras tidak akan memberi Anda jalan untuk memahami kehendak anak. Sebaliknya, sikap keras hanya akan memperbesar jarak di antara Anda dan dia. Sementara itu, sikap tegas bisa membuat anak segan, tanpa mengurangi kehangatan yang dia rasakan ketika bersama orang tua.

Sikap tegas bisa Anda tunjukkan dengan memberinya dukungan dan perhatian pada hal-hal positif yang dilakukannya. Namun, jika anak berperilaku negatif dan melanggar kepercayaan Anda, pastikan bahwa dia tahu apa konsekuensi atas sikapnya.

Jadilah Orang yang Bisa Dia Andalkan

pixabay.com

Melewati masa remaja bukan hal yang mudah. Pengalaman tidak menyenangkan, seperti perundungan, masalah penampilan, nilai akademik yang kurang bagus, kerap membuat remaja menutup diri dari orang tua mereka. Oleh karena itu, jadilah orang yang bisa dia andalkan. Anak remaja cenderung mendengarkan orang yang dia percaya atau yang mampu memberinya rasa nyaman. Maka, jika ingin dia smendengarkan nasihat Anda, jadilah orang yang selalu ada dan siap membantunya.

Mengenal Hobi yang Dia Sukai

Untuk lebih bisa memahami anak, orang tua perlu mengenal dunia yang disukai buah hati mereka. Seperti misalnya, dia menyukai hobi otomotif, coba sekali waktu ajak dia ke pameran mobil atau motor yang digelar di kota Anda. Tunjukkan bahwa Anda juga memperhatikan apa yang digemarinya dan tentunya memberi dukungan selama itu hal yang positif.

Hindari Bersikap Agresif

pixabay.com

Ketika menasihati anak remaja, sebisa mungkin hindari bersikap agresif. Selain dapat ditiru oleh anak, sikap itu tidak akan membuat Anda didengar olehnya. Sebaliknya, sikap itu hanya akan membuat anak semakin menjauh dari Anda. Setiap kali mengajak anak untuk bicara, tunjukkan sikap yang tenang dan sabar. Namun, apabila saat itu emosi Anda sulit dikendalikan, tunda dahulu pembicaraan tersebut. Lanjutkan kembali ketika Anda sudah benar-benar merasa tenang.

Semoga tips di atas bisa memberi Anda gambaran tentang cara yang efektif dalam menasihati anak remaja. Yuk, dicoba!

Exit mobile version