Stoikisme Bisa Jadi Pegangan Hidup Gen Z

Stoikisme Bisa Jadi Pegangan Hidup Gen Z

 

Gen Z sering sekali merasa galau akan kehidupannya. Galau ditinggal pacar, galau belum dapat pekerjaan, galau dengan mimpi yang tak kunjung tercapai, dan sebagainya. Kalau galau terus-terusan, diri ini bisa stress dan malah tidak bersemangat menjalani hidup. Untuk mengatasi kegalauan ini, kamu bisa coba menerapkan gaya hidup anti galau ala stoikisme lho!

Apa itu stoikisme?

 

Via Quora

 

Stoikisme adalah salah satu filsafat kuno yang juga dikenal sebagai filosofi teras, dengan tujuan utama mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Prinsip utama dari stoikisme membahas tentang keyakinan bahwa manusia sebenarnya tidak bereaksi pada suatu peristiwa. Melainkan bereaksi terhadap penilaian kita tentang orang lain dan penilaian tersebut dibuat oleh kita sendiri.

Kejadian di dunia ini terbagi atas 2 macam. Sesuatu yang terjadi di luar kendali kita dan sesuatu yang dapat kita kendalikan. Dengan kemampuan membedakan kedua kejadian tersebut, manusia diharapkan bisa berpikir lebih rasional dan tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal yang terjadi di luar kendali.

 

Tidak perlu pengakuan dari orang lain

 

Via Freepik

 

Kebanyakan anak muda zaman sekarang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. Membeli smartphone terbaru padahal yang lama masih berfungsi dengan baik. Menghabiskan banyak waktu di kafe demi memamerkan gaya hidup kekinian. Bahkan berhutang demi membeli barang branded yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Akibatnya mereka terjebak dalam hutang dan kepalsuan hanya untuk kebahagiaan sementara. Atensi orang lain hanya terjadi sekelibat mata dan sebenarnya mereka tidak begitu mempedulikanmu. Jadilah dirimu sendiri dan raih kepercayaan diri dari hal itu. Hidup jadi lebih tenang dan bahagia. Kamu pun akan dipertemukan dengan lingkungan yang mampu menerimamu apa adanya.

 

Penerapan stoikisme dalam kehidupan sehari-hari

 

 Via Freepik

 

Meski stoikisme ini merupakan filosofi kuno yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, kamu tetap bisa menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah:

 

Fokus pada sesuatu yang bisa dilakukan

 

Ada banyak hal yang terjadi di luar kendali kita. Misalnya saja ketika hendak pergi liburan menggunakan pesawat. Tiba-tiba hujan badai terjadi dan penerbangan dibatalkan demi keamanan. Tentu kamu akan merasa kesal karena rencana perjalanan jadi buyar.

Dengan menerapkan stoikisme, kamu jadi bisa berpikir lebih baik dan tenang. Hujan badai dan penerbangan yang dibatalkan adalah sesuatu di luar kendali kamu. Kamu tidak bisa memaksakan penerbangan tetap jalan ataupun menghentikan hujan. Tapi kamu bisa mengendalikan emosi dan pikiran. Kamu juga diharapkan fokus pada rencana perjalanan yang dapat dikendalikan seperti menyusun ulang schedule wisata atau mengajukan refund pada maskapai penerbangan.

 

Tidak perlu FOMO

Istilah FOMO alias fear of missing out juga tengah merebak di kalangan anak muda dan memancing mereka untuk mengikuti suatu tren meskipun sebenarnya tidak cocok atau tidak dibutuhkan. Misalnya saja ketika ada restoran baru buka, kamu rela mengantri lama karena FOMO dan takut dicap ketinggalan tren. Padahal tidak ada salah atau ruginya ketika kamu mengunjungi restoran tersebut beberapa waktu kemudian. Tanpa perasaan FOMO, kamu bisa menjalani hidup dengan tenang tanpa beban pikiran harus melakukan ini dan itu.

 

Fokus pada waktu masing-masing

 

Waktu tidak bisa diputar atau dihentikan sehingga kita harus menggunakannya dengan baik. Waktu milik kita juga tidak bisa dibanding-bandingkan dengan waktunya orang lain. Ada yang sudah punya rumah sendiri di usia 25 tahun. Ada juga yang berhasil keliling dunia di usia 30 tahun. Tapi bukan berarti kamu harus meraih target tersebut di waktu yang sama.

Memiliki rumah di usia 40 tahun itu bukan suatu hal yang memalukan. Bahkan menghuni rumah kontrakan juga tidak apa. Kamu bisa fokus pada waktu sendiri demi mewujudkan sesuatu yang ditargetkan. Perlahan tapi pasti.

Memiliki target pencapaian dan mimpi itu penting. Tapi kamu tidak perlu mencemaskan segala sesuatu yang belum terjadi. Cukup fokus dan jalani saja apa yang seharusnya dilakukan pada hari ini. Bisa, ya?

 

Exit mobile version