Pohon Angka, Cara Mudah Mengajari Anak TK Berhitung

Berhitung merupakan salah satu kemampuan akademik dasar yang mulai diajarkan pada pendidikan anak usia dini. Kemampuan berhitung berkaitan dengan perkembangan aspek kognitif pada tumbuh kembang anak usia dini. Karena itulah, tidak heran jika anak-anak TK zaman sekarang sudah diajari operasi hitung dasar seperti penjumlahan dan pengurangan.

Berbeda dengan anak-anak pada jenjang SD dan SMP, mengajari anak-anak TK berhitung tidaklah mudah. Anak TK belum mengenal konsep abstrak pada operasi hitung. Karena itulah kita membutuhkan media untuk membantu anak-anak memahami angka, konsep, dan operasi hitung sederhana dengan mudah.

Alat peraga edukatif berupa pohon angka adalah salah satu media yang bisa kita gunakan untuk mengajari anak TK cara berhitung yang tepat. Selain memiliki bentuk yang menarik, pohon angka juga memiliki konsep yang mudah dipahami oleh anak. Lalu, bagaimana cara membuat media pembelajaran berupa pohon angka yang menarik?

Pohon Angka

Pohon Angka

Berikut adalah cara membuat pohon angka agar para guru dapat mengajari murid mereka berhitung dengan mudah,

Bagaimana? Mudah bukan. Saat membuat alat peraga edukatif berupa pohon hitung ini, kita dapat melibatkan anak-anak dan menumbuhkan rasa kreativitas dalam diri mereka. Sehingga, selain dapat membantu pengembangan aspek kognitif anak, kita juga dapat melatih motorik kasar mereka.

Tulisan angka 0-9 pada bentuk buah dan bunga di pohon hitung tidak hanya berfungsi untuk mengenalkan angka pada anak, mereka juga akan dikenalkan pada bentuk dan warna. Sedangkan tempelan buah-buahan yang membentuk operasi hitung penjumlahan, berfungsi sebagai visualisasi konsep hitung. Anak jadi tahu, bahwa 2+2=4 berarti, 2 bentuk buah ditambah 2 bentuk buah lainnya menjadi 4 bentuk buah.

Visualisasi operasi hitung ini memudahkan anak untuk memahami konsep penjumlahan. Sehingga mereka tidak perlu berpikir abstrak dan membayangkan sesuatu yang tidak memiliki bentuk. Karena pada anak TK, konsep abstrak tidak termasuk aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

Kenapa anak TK tidak boleh berpikir abstrak? Agar perkembangan anak usia dini optimal, pendidikan yang diberikan pun harus sesuai dengan usia dan kemampuan mereka. Konsep berpikir abstrak hanya boleh diajarkan apada anak SD dengan rentang usia 7-10 tahun. Karena pada usia tersebut anak mampu membayangkan sesuatu yang tidak memiliki bentuk.

Pendidikan anak usia dini memang harus sesuai dengan rentang usia dan kemampuan yang dimiliki anak-anak usia 2-6 tahun. Karena itulah, belajar sambil bermain merupakan metode yang tepat agar semua kemampuan anak bisa berkembang secara optimal.

Ada baiknya sebagai guru kita mempelajari lagi pedoman PAUD yang tertuang pada Permendikbud nomor 137 dan 146 tahun 2014. Karena bagaimanapun juga, merupakan tanggung jawab kita untuk menghasilkan generasi usia dini yang tidak hanya matang secara akademik tetapi juga memiliki fondasi karakter yang kuat.

Exit mobile version