Kenali 6 Tahapan Menggambar Sesuai Usia Anak

Menggambar bukan sekadar menggoreskan warna. Ternyata ada 6 tahapan menggambar yang harus dilalui anak.

Keterampilan motorik halus anak telah berkembang pesat pada usia 0 – 1 tahun. Stimulasi motorik halus yang tepat pada satu tahun pertama periode tumbuh kembang anak jelas memudahkannya naik ke level berikut. Setelah ia sadar bisa mengendalikan kedua tangannya, anak mulai bereksplorasi bagaimana menggerakkan berbagai alat dengan kedua tangan itu. Memasuki usia batita, ia pun tertarik pada alat gambar seperti krayon dan kertas. Namun, menggambar bukan sekadar menggoreskan warna. Ada tahapan menggambar yang harus dilalui anak.

Menggambar boleh dibilang menjadi cikal bakal anak belajar menulis. Anak berlatih corat-coret, membuat berbagai bentuk dasar, hingga mengenal komposisi gambar. Lebih dari itu, manfaat menggambar juga sangat besar bagi si kecil. Beberapa di antaranya adalah mengekspresikan apa yang dipikirkan dan dirasakan, membentuk pola pikir sistematis dan komprehensif, serta mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas.

Selain itu, menggambar juga membantu anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Hal ini bisa dilatih saat Anda meminta ia menceritakan kembali apa yang sudah ia tuangkan dalam kertas sebelumnya.

6 Tahapan Menggambar

Setiap tahapan menggambar menunjukkan proses bagaimana anak menyerap apa yang telah ia pelajari sebelumnya. Hal tersebut lalu ia tuangkan ke media gambar melalui alat gambar seperti krayon, pensil warna, atau finger painting. Penting bagi anak untuk melalui semua tahapan menggambar, sehingga ia bisa betul-betul menguasai keterampilan menggambar ini.

Adapun tahapan menggambar yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut.

 

Goresan atau coretan sederhana

Tahapan Menggambar

kabritausa

 

Ini tampak pada usia 2 – 3 tahun. Coretan tanpa arti ini bisa memenuhi satu halaman kertas. Selain dengan krayon, Anda bisa mulai mengenalkan anak dengan cat air. Percampuran warna cat air yang tampak jelas dapat memberikan pengalaman baru pada anak.

 

Muncul bentuk bulat dalam goresan anak

momjunction

 

Tangan anak mulai bergerak membentuk sebuah bulatan di halaman kertas. Kini coretan si kecil lebih terarah. Ia sudah bisa membuat tanda tertentu secara berulang, misalnya titik, garis, atau bentuk oval. Walau ia bisa menggambar beberapa bentuk, gambar tersebut belum terhubung satu sama lain.

 

Gambar bentuk-bentuk yang mewakili sesuatu

momjunction

Anak mulai menggunakan imajinasinya untuk menggambar bentuk tertentu yang ia anggap mewakili suatu hal. Ia lalu menceritakan apa yang baru saja digambarnya. Pada tahapan menggambar inilah, pertama kalinya anak menggambar sesuatu yang ia tahu. Ia pasti senang jika orang lain juga bisa mengenali bentuk yang dibuatnya.

 

Muncul wajah dan figur manusia

arthayantra

 

Wajah dan figur manusia muncul pada goresan anak usia 4 – 5 tahun.  Kadang belum sempurna, seperti gambar kepala, kaki, dan tangan saja tanpa tubuh. Posisi gambarnya ‘melayang’ di kertas dengan ukuran besar. Di tahapan menggambar ini juga anak sudah membuat goresan yang terhubung, sekilas mirip tulisan.

 

Penempatan objek pada garis dasar

kios

 

Anak sudah sadar akan kehadiran garis dasar. Setiap objek ia tempatkan pada garis dasar, misalnya rumah, orang, pohon, dll. Umumnya pada usia 5 – 7 tahun, anak sudah menggambar berbagai benda yang ia kenal dan ketahui.

 

Perspektif dan skala

giasuhathanh

 

Tahapan menggambar ini muncul pada usia 8 – 10 tahun. Garis dasar tampak sebagai garis dasar langit. Anak pun menyadari keberadaan ruang dua dimensi, sehingga ia bisa meletakkan objek secara tepat. Namun, sejak mengenal perspektif, anak bisa lebih sulit menggambar secara spontan. Tampak kehadiran garis perspektif dan besar kecil gambar itu seolah membatasi ruang imajinasinya. Ditambah dengan adanya penilaian dari orang lain tentang benar atau salah suatu gambar.

Melalui setiap tahapan menggambar memang penting. Namun, lebih penting lagi adalah pemberian apresiasi orang tua pada hasil karya anak. Apresiasi ini bukan semata menghargai atau mengatakan ‘ya bagus’ pada setiap gambar anak. Namun, mengajarkan anak untuk tetap jujur pada apa yang ia pikirkan dan rasakan dan menuangkannya lewat menggambar. Dengan demikian, spontanitas anak dalam berkreasi pun tetap terjaga.

Exit mobile version