Jangan Gegabah! Cari Tahu Waktu yang Tepat Ungkap Jati Diri Anak Adopsi

pexels.com

Anak adalah anugerah. Ketika Anda dan pasangan belum dikarunia buah hati, maka adopsi adalah pilihan. Begitu pun bagi anak-anak yang harus menjadi ‘orang terbuang’ sejak lahir dan hidup di panti asuhan, pasangan yang belum memiliki keturunanlah orang tua sejati mereka.

Akan tetapi, ada banyak ketakutan yang terjadi ketika Anda dan pasangan harus mengungkap jati diri anak adopsi. Takut anak memberontak lantas memutus hubungan silaturahmi. Bahkan, tidak sedikit contoh anak-anak yang kemudian menjadi nakal dan liar usai mengetahui bahwa dia bukan anak kandung dari orang tua yang merawatnya sejak kecil.
Maka, sebelum Anda memutuskan untuk mengungkap jati diri si anak sebenarnya, cari tahu dulu yuk, kapan waktu yang tepat untuk menceritakan kondisi anak.

Usia 6 – 8 Tahun

Jati Diri Anak Adopsi

pexels.com

Menurut Dr. Steven L. Nickman dari Child Psychiatric Clinic Massachusetts General Hospital, Boston, usia yang tepat untuk memberi tahu jati diri anak adopsi ialah ketika anak berusia antara 6 hingga 8 tahun. Pasalnya, pada usia tersebut anak sudah lebih mudah memahami keadaan lingkungan sekitar daripada anak-anak usia prasekolah. Anak pun akan tidak merasa ketakutan akan kehilangan cinta dan kasih sayang orang tua angkat, lantaran sudah merasakannya sedari kecil.
Selain itu, menurut Dr Steven L. Nickman, akan sangat berbahaya jika Anda justru memilih untuk menyembunyikan soal ini dalam kurun waktu lama dan baru mengungkapkannya saat usia anak sudah dewasa atau remaja. Anak dapat kehilangan kepercayaannya terhadap orang tua serta merusak harga diri anak.

Tidak Ada Usia Ideal

pexels.com

Berbeda dengan Dr Steven L. Nickman, seorang pakar psikologi anak dari Pusat Bimbingan dan Konsultasi Psikologi Universitas Tarumanegara bernama Denrich Suryadi, M. Psi., justru mengatakan bahwa tidak ada usia ideal untuk mengungkap jati diri anak adopsi. Satu hal yang perlu Anda perhatikan hanyalah memahami kondisi kesiapan mental anak sebab kondisi psikologis setiap anak itu berbeda.
Ada anak yang sudah mampu bersikap dewasa di usia dini. Bahkan sudah memahami kondisi sekitar dan menerima kenyataan akan statusnya ketika pengungkapan dilakukan. Namun, ada pula anak yang meskipun sudah berusia dewasa, tetapi kesiapan mentalnya belum ada dan keadaan psikologisnya masih labil. Dalam kondisi seperti itu, kalau Anda memaksakan diri untuk mengungkapkan status anak, harga dirinya bisa hancur. Perilaku anak dapat memburuk dan berakhir ke hal-hal negatif yang membahayakan pertumbuhan dia.

Selain soal “kapan waktu tepat untuk mengungkap jati diri anak adopsi”, Anda pun perlu memahami beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menceritakan kenyataan pada anak angkat. Di antaranya:

1. Anda dapat menanamkan pengertian akan kondisi anak sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan membisikkan kalimat, “Ibu sangat menyayangimu.” Atau kalimat lain bermakna sejenis. Pasalnya, kalimat yang dibisikkan setiap waktu dapat terekam dalam memori anak hingga dewasa nanti dan akan memberinya dukungan morel ketika waktu yang tepat untuk mengungkapkan status si anak telah tiba.

2. Anda harus memastikan bahwa anak mengetahui kondisinya dari mulut Anda dan pasangan. Jangan biarkan orang lain yang mengatakannya, karena jika anak mendengar dari bibir orang lain, emosi dia bisa terguncang, kepercayaan terhadap orang tua akan hilang, dan depresi tidak lagi dapat dihindarkan.

3. Kerja samalah dengan orang-orang di sekitar. Anda dapat meminta dukungan keluarga untuk tetap memberikan kasih sayang utuh sekalipun statusnya berbeda dari yang lain. Jangan ubah pandangan terhadapnya, agar mentalnya tidak jatuh.

Kira-kira kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan jati diri anak adopsi? Hanya Anda dan pasangan yang tahu. Pastikan kondisi anak sudah siap sebelum mengabarkan kenyataan statusnya.

Exit mobile version