Cara Apresiasi Prestasi Anak Menurut Pakar

Apakah Anda sudah mengapresiasi anak Anda hari ini? Jika belum, lakukanlah sekarang juga. “Tapi, anak saya belum dapat nilai ulangan.” Hilangkan pemikiran bahwa apresiasi prestasi anak hanya perlu diberikan ketika nilai ulangan sudah muncul. Prestasi anak tidak hanya berupa nilai ulangan, tetapi juga semua kegiatan baik yang dilakukannya.

Anak membutuhkan apresiasi atas setiap perbuatan baik yang dilakukan karena itu juga merupakan prestasi. Apresiasi prestasi anak perlu diberikan agar dia tahu bahwa yang dilakukan itu benar dan penting. Tanpa apresiasi, anak tidak memiliki motivasi untuk melakukan suatu hal karena dia berpikir yang dilakukannya tidak penting, bahkan salah. Oleh karena itu, kehadiran orangtua yang bisa memberikan apresiasi sangat dibutuhkan.

Walaupun, katakan, Anda sudah memberikan apresiasi, apakah Anda sudah menyampaikannya dengan benar? Apresiasi dalam bentuk hadiah barang adalah hal yang keliru. Jika anak sering diberi hadiah ketika berbuat baik, maka dia akan lebih mementingkan hadiah daripada kasih sayang Anda dan perbuatannya. Hal ini bisa membuat anak enggan melakukan perbuatan baik lagi jika dia tidak dijanjikan akan  mendapat hadiah. Lama kelamaan, anak akan terus meminta hadiah setiap kali dia melakukan sesuatu. Tentu Anda tidak menginginkan hal ini terjadi.

Lantas, bagaimana cara yang benar untuk mengapresiasi prestasi anak? Berikut cara yang diutarakan oleh para pakar.

Apresiasi Cinta Tanpa Syarat

Apresiasi Prestasi Anak

pixabay.com

Berikanlah apresiasi atas prestasi anak tanpa memberikan syarat. Hal ini bisa dilakukan kapan saja, bahkan ketika anak sedang tidak melakukan apapun. Anda bisa mengatakan, “I love you” dengan damai dan penuh cinta. Ketika anak mendengarnya, mereka akan merasa tenang dan dicintai. Dengan demikian, benih-benih kebahagiaan akan tumbuh dalam diri anak. Mereka tidak akan mudah murung dan bisa menghibur diri sendiri ketika sedang sedih atau susah.

Selain itu, apresiasi tanpa syarat bisa meningkatkan resiliensi anak. Resiliensi adalah kemampuan diri untuk beradaptasi, menilai sesuatu dengan pikirannya sendiri, dan tetap tangguh menghadapi segala situasi. Dengan demikian, mereka akan langsung berpikir bahwa seberapa pun beban yang mereka tanggung, semua itu tidak apa-apa selama dia memiliki orangtua yang selalu menyayanginya. Hal ini penting untuk peningkatan kecerdasan emosionalnya.

Tunjukkan Wajah dan Suara Gembira

pixabay.com

Memberikan ucapan terimakasih termasuk salah satu cara mengapresiasi prestasi anak. Anda bisa mengatakan, “Ibu senang sekali dibantu kamu cuci piring” atau “Itu perbuatan baik dan mulia, Sayang.” Namun, kata-kata saja tidak cukup. Perlu ditambah dengan wajah dan suara yang gembira. Jika Anda mengatakan “senang,” tetapi wajah dan suara Anda tidak menunjukkan itu, anak akan bingung. Mereka akan mengira bahwa Anda hanya berpura-pura. Hal ini berarti apresiasi Anda tidak tersampaikan.

Ketika anak selesai membersihkan tempat tidur, Anda bisa membuka tangan dan memeluk mereka. Tangan yang terbuka menunjukkan seolah Anda ikut merayakan keberhasilan mereka. Jika diimbangi dengan kata-kata, wajah, dan suara gembira, maka dampaknya pada anak akan lebih bagus lagi.

Apresiasi prestasi anak adalah senjata ampuh untuk membiasakan anak berperilaku baik. Setiap kegiatan, seperti makan sendiri dan menghabiskan makanan, perlu diberikan apresiasi agar mereka terus termotivasi untuk melakukannya lagi. Walaupun demikian, ada cara lain untuk mengajak anak berbuat baik dengan lebih persuasif. Anda bisa mengatakan, “Nak, sekarang kamu sudah pinter makan sendiri. Bagaimana kalau besok kamu mulai belajar menghabiskan makanan? Kalau makanannya habis, kamu bisa jadi lebih sehat. Kamu ingin jadi lebih sehat, kan?”

Dengan cara apresiasi prestasi anak di atas, motivasi anak untuk berbuat baik akan terus meningkat. Selain itu, cara di atas bisa memberikan pengertian bahwa perhatian dan kasih sayang orangtua jauh lebih penting daripada hadiah.

Exit mobile version